Senin, 13 Mei 2013

GANGGUAN IMUNOLOGI DAN RHEUMATOID



GANGGUAN IMUNOLOGI DAN RHEUMATOID

1. GANGGUAN ALERGI ANAFILAKSI DAN PENYAKIT ATOPIC
Beberapa gangguan dan kondisi yang termasuk penyakit atopik antara lainadalah anafilaksis, rinokonyungitivitis alergik, urtikaria dan angioedema, asma bronkial, alergi makanan, dermatitis atopik. Yang akan dibahas berikut iniadalah tentang anafilaksis.Anafilaksis adalah suatu respons klinis hipersensitivitas yang akut, berat danmenyerang berbagai macam organ. Reaksi hipersensitivitas ini merupakan suatureaksi hipersensitivitas tipe cepat (reaksi hipersensitivitas tipe I), yaitu reaksiantara antigen spesifik dan antibodi spesifik (IgE) yang terikat padareaksi anafilaktoid yang secara klinis sama dengan anafilaksis, akan tetapi tidak disebabkan oleh interaksi antara antigen dan antibodi. Reaksi anafilaktoiddisebabkan oleh zat yang bekerja langsung pada sel mast dan basofil sehinggamenyebabkan terlepasnya mediator sel mastPenyebab anafilaksis sangat beragam, diantaranya adalah antibiotik, ekstrak alergen, serum kuda, zat diagnostik, bisa (venom), produk darah, anestetikumlokal, makanan, enzim, hormon, dan lain-lain. Antibiotik dapat berupa penisilindan derivatnya, basitrasin, neomisin, terasiklin, streptomisin, sulfonamid, danlain-lain. Ekstrak alergen biasanya berupa rumput-rumputan atau jamur, atauserum ATS, ADS dan anti bisa ular.Beberapa bahan yang sering dipergunakan untuk prosedur diagnosis dan dapatmenimbulkan anafilaksis misalnya adalah zat radioopak, bromsulfalein, benzilpenisiloil-polilisin. Demikian pula dengan anestetikum lokal seperti prokain atau lidokain.. Makanan yang telah dikenal sebagai penyebabanafilaksis seperti misalnya susu sapi, kerang, kacang-kacangan, ikan, telur dan udang.
 Reaksi sistemik ringan Gejala awal reaksi sistemik ringan adalah rasa gatal dan panas di bagian perifer tubuh, biasanya disertai perasaan penuh dalam mulut dan tenggorokan. Gejala permulaan ini dapat disertai dengan hidung tersumbat dan pembengkakan periorbita. Dapat juga disertai rasa gatal pada membran mukosa, keluarnya air mata,dan bersin. Gejala ini biasanya timbul dalam 2 jam sesudah kontak denganantigen. Lamanya gejala bergantung pada pengobatan, umumnya berjalan 1-2hari atau lebih pada kasus kronik.
2.MEDIASI IMUN PADA INJURI JARINGAN
A. Definisi
_ keadaan fisik yg terbebas dari ancaman cedera ( injury) baik secara mekanis, thermis, elektris maupun baktereriologis
_ kebutuhan untuk melindungi diri sendiri dari bahaya yang mengancam kesh. Fisik yg difokuskan pada pencegahan transfer mikroorganisme dan lingkungan yang aman
_ Keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis
_ Cedera atau injury dapat terjadi oleh faktor eksogen dan faktor endogen
_ Faktor eksogen : surgery, trauma, kimia (obat-obatan), thermal (panas/dingin) dan mikroorganisme
_ Faktor Endogen : iskemik, respon imun
3. PENYAKIT AUTOIMUN
Penyakit autoimun (juga disebut penyakit arthritis) yang kronis, penyakit sistemik yang mempengaruhi seluruh tubuh. Mereka hasil dari serangan oleh sistem kekebalan tubuh pasien pada beberapa bagian dari tubuh sendiri. Penyakit ini menyebabkan banyak peradangan dan penghancuran sel-sel dalam jaringan mereka menyerang. Penghancuran ini memiliki konsekuensi kesehatan yang sangat serius. Tergantung pada penyakit pasien telah, tulang, saraf, kelenjar, dan organ penting lainnya dapat dihancurkan. Beberapa arthritis lebih-umum penyakit autoimun-arthritis, Sindrom Sjögren, lupus eritematosus sistemik, dan multiple sclerosis-berhubungan dengan gejala mata yang serius. Sebagian besar penyakit autoimun adalah gender-terkait dan biasanya jauh lebih umum pada wanita. Misalnya, dari satu juta atau lebih penderita Sjögren di AS, 90% adalah perempuan. (Lain dari penyakit autoimun, tipe-1 atau insulin-dependent diabetes, menyebabkan komplikasi pada mata, melainkan ditutupi terpisah sebagai diabetic retinopathy.
Semua penyakit autoimun yang tercantum di atas (multiple sclerosis (MS), lupus, rheumatoid arthritis, dan ini Sjögren) dapat dikaitkan dengan peradangan saraf optik (neuritis optik), vaskulitis pada mata, uveitis, dan retinopati. Bahkan, gejala pertama dari MS sering kabur sementara atau kehilangan penglihatan, biasanya dalam satu mata. Gejala-gejala yang disebabkan oleh peradangan yang disebabkan oleh penyakit ini.
-Bagaimana penyakit autoimun dicegah?
Sampai saat ini, ilmu kedokteran tidak mengenal cara untuk mencegah penyakit autoimun, atau manifestasi mata mereka, dari terjadi. Anda harus berada di bawah perawatan dokter spesialis, jika Anda memiliki salah satu dari penyakit autoimun, sehingga flare-up, di mata dan di tempat lain, dapat dikendalikan sebanyak mungkin.
4. IMUNODEFISIENSI
Imunodefisiensi adalah sekumpulan keadaan yang berlainan, dimana sistem kekebalan tidak berfungsi secara adekuat, sehingga infeksi lebih sering terjadi, lebih sering berulang, luar biasa berat dan berlangsung lebih lama dari biasanya. Jika suatu infeksi terjadi secara berulang dan berat (pada bayi baru lahir, anak-anak maupun dewasa), serta tidak memberikan respon terhadap antibiotik, maka kemungkinan masalahnya terletak pada sistem kekebalan. Gangguan pada sistem kekebalan juga menyebabkan kanker atau infeksi virus, jamur atau bakteri yang tidak biasa.
Imunodefisiensi atau defisiensi imun dapat dibagi menjadi :
         Defesiensi imun non spesifik yang meliputi defesiensi komplemen, interferon dan lisozim, sel NK dan sistem fagositosit.
         Defesiensi imun spesifik yang meliputi defisiensi kongenital atau primer, defisiensi imun spesifik fisologik, dan defesiensi imun yang didapat atau sekunder.
A.    Defesiensi imun non spesifik
Defek primer pada imunitas non-spesifik
Imunitas humoral spesifik membutuhkan mekanisme efektor non-spesifik untuk kerjanya. Mikroorganisme yang telah diopsonisasi oleh antibodi IgG siap untuk terikat dan difagosit oleh sel fagosit. Lisis bakteri yang tergantung komplemen juga membutuhkan jalur komplemen berfungsi dengan baik, demikian pula pada kompleks antibodi-komplemen.
Defek fungsi neutrofil
Peran utama neutrofil adalah memfagosit, menghancurkan dan mengolah mikroorganisme yang menginvasi, terutama bakteri dan jamur. Defek pada neutrofil dapat bersifat kuantitatif (neutropenia) atau kualitatif (disfungsi neutrofil), namun manifestasi klinisnya sama.
            Jumlah neutrofil yang bersirkulasi normalnya melebihi 1,5×109/l. Neutropenia ringan biasanya asimtomatik, namun derajat sedang sampai berat dihubungkan dengan peningkatan risiko dan keparahan infeksi (infeksi akan mengancam nyawa bila jumlah neutrofil di bawah 0,5×109/l). Neutropenia lebih umum ditemukan dibandingkan disfungsi neutrofil, dan penyebab sekunder neutropenia lebih umum dibandingkan penyebab primernya, namun bentuk primer (kongenital) ini bersifat fatal (Tabel 28-7). Neutropenia sering terjadi akibat efek samping dari kemoterapi untuk penyakit keganasan.
5.HIV
HIV merupakan singkatan dari “Human Immunodeficiency Virus”. Virus ini merupakan virus yang dapat menyebabkan AIDS. Jika anda terinfeksi HIV, anda akan dikatakan sebagai HIV positif.
Ini berarti virus HIV telah masuk ke dalam aliran darah anda. Sampai saat ini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan HIV/AIDS dan virus itu akan tetap berada dalam tubuh anda.
Bagaimanapun, itulah sangat penting anda ingat bahwa banyak orang yang HIV positif masih kelihatan dan merasa sehat.
AIDS merupakan singkatan dari “Acquired Immune Deficiency Syndrome”. AIDS jarang sekali terdiri dari satu penyakit saja tetapi terdiri dari sebuah kumpulan atau kombinasi berbagai macam penyakit yang muncul karena tubuhnya tidak dapat melawan penyakit lagi seperti dulu. Pada saat darah terinfeksi virus HIV maka sistem kekebalan tubuh diserang dan dirusak dengan
perlahan-lahan sehingga sistem kekebalan tubuh tidak dapat melawan infeksi dan penyakit biasa lagi. Setelah melewati waktu tertentu (biasanya bertahun-tahun), sistem kekebalan tubuh kita akan melemah. Hanya seorang HIV positif yang di diagnosa dengan satu atau lebih penyakit dapat dikatakan menderita AIDS.
Virus HIV dapat ditularkan dari seseorang ke orang lain melalui aliran darah. AIDS itu merupakan sebuah penyakit yang muncul setelah virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh selama beberapa tahun. Anda tidak dapat “terkena” atau “memberikan” AIDS kepada orang lain, tetapi anda dapat menularkan HIV. Apabila anda dikatakan HIV positif ini berarti anda telah terinfeksi oleh virus HIV. Ini bukan berarti anda sakit AIDS. Banyak obat-obatan yang tersedia sekarang tidak dapat menyembuhkan HIV, tetapi dapat mencegah berkembang AIDS untuk beberapa tahun.
6.AIDS
Penyakit AIDS atau Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Seseorang yang terinfeksi virus iAIDS hanya bisa menular bila ada perpindahaj cairan tubuh seorang pengidap AIDS kepada orang lain. Hingga ini, virus HIV bisa menyebar hanya lewat empat cara :  Lewat hubungan badan, baik vaginal maupun anal (malalui anus),Penularan melalui transfusi atau pembauran darah, atau lewat jarum suntik yang dipakai secara bergantian. Begitu pula dengan ibu pengidap AIDS dapat menularkan penyakitnya kepada bayi selama dalam kandungannya maupun saat kelahiran.
 -Penularan bayi lewat ASI.
AIDS bukanlah penyakit ciuman. Berlainan dengan vagina dan anus, tingkat virus HIV sangat rendah dalam air liur orang yang terinfeksi, sehingga bahaya penularan AIDS lewat ciuman adalah kecil sekali. Lain halnya bila mempunyai bekas luka dalam mulut atau sariawan, sehingga virus HIV dapat berpindah dari yang terinfeksi kepada anda.
Anda tidak dapat meramalkan siapa pengidap virus HIV, hanya lewat tampang dan gejalanya. Ini membutuhkan waktu bertahun-tahun  sebelum bukti dari penderitanya muncul ke permukaan. Malahan orang yang kejangkitan itu sendiri sering tidak mengetahuinya.
Apabila pasien AIDS menjadi parah, ia akan tampak seperti orang yang sakit pada umumnya. Dengan gejala kecapekan, berat badan turun, sering buang air besar, sering bekeringat pada malam hari dan agak linglung. Kadang-kadang juga diikuti oleh bercak-bercak putih pada mulut atau spot keungu-unguan pada kulit atau selaput lendir, pembengkakan pada kelenjar-kelenjar lipatan tubuh (leher, ketiak, selangka paha), dan batuk kronis.ni akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor.
7.PENYAKIT RHEUMATIC INFLAMASI
       Gangguan rheumatik:
Injeksi lokal dilakukan bila hanya beberapa sendi atau area yang terlibat. Diindikasikan sebagai terapi tambahan selama episode akut atau eksaserbasi gangguan rheumatik seperti:
 - Ankilosing spondilitis.
 - Arthritis psoriatik.
 - Arthritis reumatoid (termasuk arthritis pada anak-anak);
Untuk pasien yang tidak dapat lagi diobati dengan aspirin, antiinflamasi non steroidal, istirahat, dan terapi fisik.
  - Gout arthritis akut.
  - Osteoarthritis post traumatik.
  - Sinovitis osteoarthritis.
    Penyakit deposisi kalsium pirofosfat akut (pseudogout; kondrokalsinosis artikularis; sinovitis, yang disebabkan oleh kristal).
  - Polimialgia rheumatik.
  - Penyakit reiter.
  - Pengobatan shock: akibat insufisiensi adrenokortikal.
  -Pengobatan tiroiditis non supuratif.
  - Pencegahan dan pengobatan penolakan pencangkokan organ,
diberikan bersamaan dengan immunosupresan lainnya seperti azathioprine atau siklosporin.
8.PENYAKIT DEGENERATIF
        Perubahan   degeneratif  pada   diskus   intervertebral  merupakan  penyebab tersering nyeri pinggang.  Penyebab lain  antara  lain kelainan  kongenital,  perkembangan,inflamasi, serta tumor, yang secara kepentingan  klinis  adalah sekunder namun mungkin berakibat perubahan  yang  serupa   pada   diskus   intervertebral.    Peningkatan  pengetahuan  terhadap  gangguan penampilan  dan  fungsi  tulang belakang menimbulkan minat yang lebih besar. Ini tidak  hanya karena gangguan yang umum terhadap  diskus intervertebral,   namun  juga  terhadap   akibat   yang ditimbulkan  pada  struktur yang  berdekatan.  Hubungan langsung  antara diskus intervertebral  yang  mengalami herniasi   dengan  siatika  dianggap  mempunyai   basis  morfologikal.  Namun  terpakunya pada  perubahan  pato-morfologikal sebagai penyebab gejala mengantarkan  pada situasi adanya kelainan fungsional tulang belakang yang ternyata  tanpa  disertai  patomorfologi  yang   jelas. adanya  perbedaan  yang  mengejutkan  antara  perubahan patomorfologikal  dan  radiografik pada satu  sisi  dan Terbukti  bahwa pengangkatan secara  operatif  terhadap   prolaps tidak memecahkan semua masalah. Juga  ditemukan  gejala disisi lain.  Perubahan bentuk dan fungsi  tidak selalu  berhubungan  dengan  penampilan  klinis  segmen  bersangkutan.   Jadi  suatu  deformitas   tidak   perlu menunjukkan   perasaan  tidak  enak.  Buktinya   adalah skoliosis dan kifosis pada remaja dapat menjadi lengkap  tanpa  gejala. Juga sering ditemukan pada foto  sinar-X  untuk  keperluan  lain,  adanya  tanda-tanda  perubahan degeneratif  pada  penderita  yang  menyangkal   adanya keluhan.   Lamanya waktu yang diperlukan  untuk berkembangnya suatu  deformitas sering menentukan onset dari  gejala.  Kompresi  mendadak  satu atau lebih  radik  saraf  pada fraktura  atau  herniasi  diskus  intervertebral   akan  menimbulkan  nyeri  segera dan berat.  Sebaliknya  bila  radik  saraf mengalami konstriksi secara  lambat  dalam   beberapa   tahun,  seperti  yang  sering  tampak   pada  skoliosis, spondilolistesis atau penyakit diskus inter- vertebral degeneratif pada tulang belakang, radik saraf jelas   menyesuaikan  diri  secara  perlahan   terhadap  restriksi  hingga gejala neurologi jarang timbul.  Bila  terjadi cedera puntir mendadak, berakibat iritasi radik saraf dengan terjadinya edem pada radik saraf tersebut.  Pada saat ini sikap fungsional dan dinamik kita berdasarkan kepada   informasi  baru,   baik   mengenai  pendekatan biokimia maupun bio-mekanik terhadap  diskus intervertebral   yang  tidak  perlu  merupakan   tempat  perubahan  morfologik,  namun  lebih  merupakan   pusat  proses  metabolik  yang menyebabkan  perubahan  bentuk,  konsistensi  dan volume, yang semuanya  merubah  fungsi  tulang bela

PATOFISIOLOGI NEUROLOGI



PATOFISIOLOGI NEUROLOGI

1.PENYAKIT SEREBROVASKULER
A. Pengertian
Penyakit serebrovaskuler (cerebrovasculer disease) merupakan gangguan neurologi yang sering terjadi pada orang dewasa. Penyakit serebrovaskuler mencakup semua proses patologi yang mengenai pembuluh darah otak. Cerebrovasculer accident atau yang lebih dikenal dengan istilah stroke merupakan salah satu bentuk gangguan pada sistem neurologi yang sering dijumpai.
B. Penyebab
Menurut Brunner dan Suddarth (2001) stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian, yaitu:
1. Trombosis serebri (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher).
2. Embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain).
3. Iskemia (penurunan aliran darah ke otak).
4. Hemoragik serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak). Akibatnya kehilangan penghentian suplai darah ke otak, yang menyebabkan kehilangan sementara atau permanen.
Senada dengan Brunner dan Suddarth, Price dan Wilson (1995) mengemukakan bahwa trombosis serebri merupakan penyebab stroke yang paling sering ditemui yaitu pada 40 % dari semua kasus stroke yang telah dibuktikan oleh ahli patologi. Arteriosklerosis serebral dan pelambatan sirkulasi serebral adalah penyebab utama trombosis serebri. Secara umum, trombosis serebral tidak terjadi dengan tiba-tiba, dan kehilangan bicara sementara, hemiplegia atau parestesia pada setengah tubuh dapat mendahului awitan paralisis berat pada beberapa jam atau hari (Brunner dan Suddarth, 1995). Mancall (cit. Price dan Wilson, 1995) menambahkan bahwa trombosis serebri merupakan penyakit orangtua. Usia yang paling sering terserang oleh penyakit ini berkisar antara 60 sampai 69 tahun.
Sedangkan pada embolisme serebral terjadi karena adanya abnormalitas patologik pada jantung kiri. Seperti endokarditis infektif penyakit jantung rematik, dan infark miokard serta infeksi pulmonal adalah tempat-tempat asal emboli. Embolus biasanya menyumbat arteri serebral tengah atau cabang-cabangnya, yang merusak sirkulasi serebral. Iskemia serebral terutama karena konstriksi ateroma yang menyuplai darah ke otak manifestasi paling umum adalah Transient Ischemic Attack (Brunner dan Suddarth, 2001). Satyanegara (1998) menambahkan bahwa stroke akibat emboli serebri biasanya mempunyai onset yang tiba-tiba dan cepat tanpa adanya tanda-tanda peringatan atau peringatan sama sekali klien tiba-tiba terjatuh kolaps dilantai dan lumpuh.
2.KEJANG DAN EPILEPSY
Kejang: Manifestasi klinis dari pelepasan sinkronis yang abnormal dan berlebihan dari kumpulan neuron serebral (Cock 2006).
    Kejang epileptik timbulnya sepintas dari tanda-tanda dan gejala, atau keduanya, akibat aktivitas neuronal yang berlebihan dan sinkronis di otak (Fisher ILAE, IBS 2005). Aktivitas singkat yang sinkronis dari sekelompok neuron mengakibatkan ”interictal spike”, yang berlangsung kurang dari 70 ms dan berbeda dengan kejang (deCurtis 2001).
    Epilepsi: adalah gangguan dari otak dengan ciri predisposisi terus menerus untuk membangkitkan kejang epileptik dengan akibat neurobiologik, kognitif, psikologik, dan sosial (ILAE proposed new edition, 2005).
    Epilepsi adalah gangguan dari otak dengan ciri predisposisi terus menerus untuk membangkitkan kejang epileptik, dan epileptogenesis adalah perkembangan jaringan neuronal pada mana timbul kejang spontan (Duncan 2006).
 3. PENYAKIT DEGENARATIVE DAN GANGGUAN LAIN PADA SYSTEM SYARAF
Perubahan   degeneratif  pada   diskus   intervertebral  merupakan  penyebab tersering nyeri pinggang.  Penyebab lain  antara  lain kelainan  kongenital,  perkembangan, inflamasi, serta tumor, yang secara kepentingan  klinis  adalah sekunder namun mungkin berakibat perubahan  yang serupa   pada   diskus   intervertebral.    Peningkatan  pengetahuan  terhadap  gangguan penampilan  dan  fungsi tulang belakang menimbulkan minat yang lebih besar. Ini tidak  hanya karena gangguan yang umum terhadap  diskus intervertebral,   namun  juga  terhadap   akibat   yang ditimbulkan  pada  struktur yang  berdekatan.  Hubungan langsung  antara diskus intervertebral  yang  mengalami herniasi   dengan  siatika  dianggap  mempunyai   basis morfologikal.  Namun  terpakunya pada  perubahan  pato-morfologikal sebagai penyebab gejala mengantarkan  pada situasi adanya kelainan fungsional tulang belakang yang ternyata  tanpa  disertai  patomorfologi  yang   jelas.Terbukti  bahwa pengangkatan secara  operatif  terhadap prolaps tidak memecahkan semua masalah. Juga  ditemukan adanya  perbedaan  yang  mengejutkan  antara  perubahan patomorfologikal  dan  radiografik pada satu  sisi  dan gejala disisi lain.  Perubahan bentuk dan fungsi  tidak selalu  berhubungan  dengan  penampilan  klinis  segmen bersangkutan.   Jadi  suatu  deformitas   tidak   perlu  menunjukkan   perasaan  tidak  enak.  Buktinya   adalah skoliosis dan kifosis pada remaja dapat menjadi lengkap tanpa  gejala. Juga sering ditemukan pada foto  sinar-X untuk  keperluan  lain,  adanya  tanda-tanda  perubahan degeneratif  pada  penderita  yang  menyangkal   adanya  keluhan.
4.CIDERA SUSUNAN SARAF PUSAT
Sebagian besar cedera otak tidak disebabkan oleh cedera langsung terhadap jaringan otak, tetapi terjadi sebagai akibat kekuatan luar yang membentur sisi luar tengkorak kepala atau dari gerakan otak itu sendiri dalam rongga tengkorak. Pada cedera deselerasi, kepala biasanya membentur suatu objek seperti kaca depan mobil, sehingga terjadi deselerasi tengkorak yang berlangsung tiba-tiba. Otak tetap bergerak kearah depan, membentur bagian dalam tengorak tepat di bawah titik bentur kemudian berbalik arah membentur sisi yang berlawanan dengan titik bentur awal. Oleh sebab itu, cedera dapat terjadi pada daerah benturan (coup) atau pada sisi sebaliknya (contra coup). Respon awal otak yang mengalami cedra adalah ”swelling”. Memar pada otak  menyebabkan vasoliditasi dengan peningkatan aliran darah ke daerah tersebut, menyebabkan penumpukan darah dan menimbulkan penekanan terhadap jaringan otak sekitarnya. Karena tidak terdapat ruang lebih dalam tengkorak kepala maka ‘swelling’ dan daerah otak yang cedera akan meningkatkan tekanan intraserebral dan menurunkan aliran darah ke otak. Peningkatan kandungan cairan otak (edema) tidak segera terjadi tetapi mulai berkembang setelah 24 jam hingga 48 jam. Usaha dini untuk mempertahankan perfusi otak merupakan tindakan  penyelamatan hidup.
5.EVALUASI PENDERITA GANGGUAN NEUROLOGI
-Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter kepada pasien meliputi pemeriksaan umum serta pemeriksaan ‘neurologis’. Pemeriksaan tekanan darah merupakan pemeriksaan umum yang rutin dilakukan untuk penapisan adanya kelainan tekanan darah seperti hipertensi juga hipotensi.Pemeriksaan umum merupakan pemeriksaan pada semua sistem anggota tubuh, mulai dari kepala, leher, dada, perut hingga kaki. Pemeriksaan fisik meliputi : inspeksi (melihat), palpasi (meraba), perkusi (menekan) dan auskultasi (mendengar). Misalnya:Dengan menggunakan stetoskop dokter mendengar adanya bunyi ‘bruit’ di pembuluh darah arteri di leher (arteri karotis). Mendengar bunyi jantung, perihal adanya kelainan bunyi, dan kelainan frekuensi, ritme jantung.Pemeriksaan ‘neurologis’ merupakan pemeriksaan saraf untuk menemukan berbagai kelainan sensorik, motorik, koordinasi, refleks dan fungsi luhur.
-Pemeriksaan laboratorium
Berbagai pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada pasien dengan gejala strok. Beberapa pemeriksaan dilakukan segera di USG ketika terdapat serangan strok, beberapa pemeriksaan lainnya dilakukan kemudian.
-Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan darah lengkap dapat meliputi tes:
 Hb, Leukosit, Trombosit.
-Tes profil lemak darah: Kolesterol total, Kolesterol HDL
6.TUMOR SUSUNAN SYARAF PUSAT
Tumor susunan saraf pusat ditemukan sebanyak ± 10% dari neoplasma seluruh tubuh, dengan frekwensi 80% terletak pada intrakranial dan 20% di dalam kanalis spinalis. Di Amerika di dapat 35.000 kasus baru dari tumor otak setiap tahun, sedang menurut Bertelone, tumor primer susunan saraf pusat dijumpai 10% dari seluruh penyakit neurologi yang ditemukan di Rumah Sakit Umum. Di Indonesia data tentang tumor susunan saraf pusat belum dilaporkan.Insiden tumor otak pada anak-anak terbanyak dekade 1, sedang pada dewasa pada usia 30-70 dengan puncak usia 40-65 tahun.
Diagnosa tumor otak ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi. Dengan pemeriksaan klinis kadang sulit menegakkan diagnosa tumor otak apalagi membedakan yang benigna dan yang maligna, karena gejala klinis yang ditemukan tergantung dari lokasi tumor, kecepatan pertumbuhan masa tumor dan cepatnya timbul gejala tekanan tinggi intrakranial serta efek dari masa tumor kejaringan otak yang dapat menyebabkan kompresi, infasi dan destruksi dari jaringan otak. Walaupun demikian ada bebrapa jenis tumor yang mempunyai predileksi lokasi sehingga memberikan gejala yang spesifik dari tumor otak. Dengan pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi hampir pasti dapat dibedakan tumor benigna dan maligna.
Penderita tumor otak lebih banyak pada laki-laki (60,74 persen) dibanding perempuan (39,26 persen) dengan kelompok usia terbanyak 51 sampai ≥60 tahun (31,85 persen); selebihnya terdiri dari berbagai kelompok usia yang bervariasi dari 3 bulan sampai usia 50 tahun. Dari 135 penderita tumor otak, hanya 100 penderita (74,1 persen) yang dioperasi penuli,s dan lainnya (26,9 persen) tidak dilakukan operasi karena berbagai alasan, seperti; inoperable atau tumor metastase (sekunder). Lokasi tumor terbanyak berada di lobus parietalis (18,2 persen), sedangkan tumor-tumor lainnya tersebar di beberapa lobus otak, suprasellar, medulla spinalis, cerebellum, brainstem, cerebellopontine angle dan multiple. Dari hasil pemeriksaan Patologi Anatomi (PA), jenis tumor terbanyak yang dijumpai adalah; Meningioma (39,26 persen), sisanya terdiri dari berbagai jenis tumor dan lain-lain yang tak dapat ditentukan.

PATOFISIOLOGI REPRODUKSI



PATOFISIOLOGI REPRODUKSI

A.Kelainan atau Gangguan pada Sistem Reproduksi Perempuan

Gangguan pada sistem reproduksi perempuan, antara lain tumor ovarium, kista ovarium, kanker serviks, masalah menstruasi, penyakit menular seksual, dan sterilitas.
a. Tumor Ovarium
Tumor Ovarium yang paling umum terjadi pada perempuan dewasa adalah jenis teratoma ovarium, baik jinak maupun ganas. Tumor biasanya dapat dideteksi sebagai suatu masssal sel di bagian abdomen dan sering kali menimbulkan rasa nyeri. Tumor dapat dihilangkan melalui pembedahan.
b. Kista Ovarium
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di mana saja dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium.
Kista ovarium sering terjadi pada wanita di masa reproduksinya. Sebagian besar kista terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid, produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium.
Jenis-jenis kista ovarium
  +  Kista fungsional
    Kista yang terbentuk dari jaringan yang berubah pada saat fungsi normal haid. Kista normal ini akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya dalam kurun 2-3 siklus haid. Terdapat 2 macam kista fungsional: kista folikular dan kista korpus luteum.

   +  Kista folikular
        Folikel sebagai penyimpan sel telur akan mengeluarkan sel telur pada saat ovulasi bilamana ada rangsangan LH (Luteinizing Hormone). Pengeluaran hormon ini diatur oleh kelenjar hipofisis di otak. Bilamana semuanya berjalan lancar, sel telur akan dilepaskan dan mulai perjalannya ke saluran telur (tuba falloppi) untuk dibuahi. Kista folikuler terbentuk jika lonjakan LH tidak terjadi dan reaksi rantai ovulasi tidak dimulai, sehingga folikel tidak pecah atau melepaskan sel telur, dan bahkan folikel tumbuh terus hingga menjadi sebuah kista. Kista folikuler biasanya tidak berbahaya, jarang menimbulkan nyeri dan sering hilang dengan sendirinya antara 2-3 siklus haid.
   +  Kista korpus luteum
        Bilamana lonjakan LH terjadi dan sel telur dilepaskan, rantai peristiwa lain dimulai. Folikel kemudian bereaksi terhadap LH dengan menghasilkan hormon estrogen dan progesteron dalam jumlah besar sebagai persiapan untuk pembuahan. Perubahan dalam folikel ini disebut korpus luteum. Tetapi, kadangkala setelah sel telur dilepaskan, lubang keluarnya tertutup dan jaringan-jaringan mengumpul di dalamnya, menyebabkan korpus luteum membesar dan menjadi kista. Meski kista ini biasanya hilang dengan sendiri dalam beberapa minggu, tetapi kista ini dapat tumbuh hingga 4 inchi (10 cm) diameternya dan berpotensi untuk berdarah dengan sendirinya atau mendesak ovarium yang menyebabkan nyeri panggul atau perut. Jika kista ini berisi darah, kista dapat pecah dan menyebabkan perdarahan internal dan nyeri tajam yang tiba-tiba.
   + Kista dermoid
    Kista ovarium yang berisi ragam jenis jaringan misal rambut, kuku, kulit, gigi dan lainnya. Kista ini dapat terjadi sejak masih kecil, bahkan mungkin sudah dibawa dalam kandungan ibunya. Kista ini biasanya kering dan tidak menimbulkan gejala, tetapi dapat menjadi besar dan menimbulkan nyeri.
  + Kista endometriosis
    Kista yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip dengan selaput dinding rahim yang tumbuh di luar rahim) menempel di ovarium dan berkembang menjadi kista. Kista ini sering disebut juga sebagai kista coklat endometriosis karena berisi darah coklat-kemerahan. Kista ini berhubungan dengan penyakit endometriosis yang menimbulkan nyeri haid dan nyeri sanggama.
  + Kistadenoma
    Kista yang berkembang dari sel-sel pada lapisan luar permukaan ovarium, biasanya bersifat jinak. Kistasenoma dapat tumbuh menjadi besar dan mengganggu organ perut lainnya dan menimbulkan nyeri.
  + Polikistik ovarium
    Ovarium berisi banyak kista yang terbentuk dari bangunan kista folikel yang menyebabkan ovarium menebal. Ini berhubungan dengan penyakit sindrom polikistik ovarium yang disebabkan oleh gangguan hormonal, terutama hormon androgen yang berlebihan. Kista ini membuat ovarium membesar dan menciptakan lapisan luar tebal yang dapat menghalangi terjadinya ovulasi, sehingga sering menimbulkan masalah infertilitas.
c. Kanker Serviks
Serviks merupakan dasar uterus yang berhubungan dengan vagina. Sel-sel yang terbentuk di permukaan serviks dapat tumbuh abnormail dengan bentuk yang tidak teratur. Keadaan tersebut dapat dideteksi dengan teknik apusan jaringan dari bagian atas vagina. Ketidaknormalan sel-sel tersebut bukanlah bukti kanker, tetapi sel-sel yang tidak teratur dapat menjadi kanker. Diagnosis awal dan pengobatan dapat mencegah perkembangan penyakit ini.
d. Masalah menstruasi
Masalah yang paling umum adalah berkisar dari dysmenorrhea ( masalah menstruasi menyakitkan ), menorrhagia ( menstruasi yang banyak ), hingga oligomenorrhea ( tidak menstruasi dan/atau menstruasi tidak teratur). Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian pil hormon.
e. Penyakit Menular Seksual ( PMS )
Penyakit ini meliputi HIV/AIDS, HPV, sifilis, gonorea, dan herpes genitalis. Penyakit ini dapat menyebar dari satu orang ke orang lain, salah satunya melalui hubungan seksual.
f. Sterilitas/Infertilitas
Suatu bentuk infertilitas atau kemandulan pada perempuan adalah penyumbatan oviduk secara permanen yang mencegah ovum dibuahi atau mencapai uterus. Untuk mengatasinya, ovum harus diambil dari ovari melalui pembedahan dan dibuahi secara eksternal sebelum dikembalikan ke dalam uterus.

B.Kelainan atau Gangguan pada Sistem Reproduksi Laki-Laki

1. Gangguan pada Sistem Reproduksi Laki-Laki
Gangguan pada sistem reproduksi laki-laki dapat meliputi gangguan pada testis, epididimis, skrotum, dll. Berikut ini adalah beberapa diantaranya :
a. Kanker testis
Termasuk jarang terjadi. Umumnya hanya terjadi pada rata-rata pria berusia 29-35 tahun yang berasal dari ras kaukasia. Meski jarang, penyakit ini sangat mematikan.Kanker ini memiliki dua jenis yaitu seminoma dan nonseminoma. Biasanya hanya menghantam satu testis saja. Gejala pertama dirasa dari munculnya sel-sel tumor adalah nyeri dan bengkak.
Hingga kini penyebab kanker testis masih belum pasti. Pria yang memiliki testis tidak berkembang sempurna berisiko tinggi terkena kanker. Demikian pula mereka yang terlahir dari ibu yang mengkonsumsi hormon tambahan selama kehamilan.
Kanker testis umumnya terdiagnosa karena kehadiran substansi kimia tubuh seperti alpha fetoprotein dan beta human chorionic gonadotropin yang diproduksi sel-sel kanker. Pemeriksaan umumnya dilakukan melalui darah.
Meskipun tergolong jenis kanker langka namun mematikan. Sebab belum ada obatnya. Meski demikian dengan perawatan tinggi dan menjaga kondisi tubuh, sekitar 70% penyandang kanker testis dapat bertahan hidup lebih lama. Kanker ini tidak menular bahkan terhadap pasangannya.
Dalam kondisi tertentu, untuk menghentikan sebaran sel kanker ke bagian yang lainnya, seringkali mengharuskan membuang testis. Perawatan selanjutnya termasuk operasi yang juga membersihkan jaringan lymphatic yang dicurigai sebagai sarang sel kanker.
Pada stadium awal atau pria dengan jenis kanker testis seminoma dilakukan terapi radiasi. Jika kanker telah menyebar sedemikian rupa umumnya dilakukan kemoterapi.
Efek samping dari setiap jenis upaya menghalangi sebaran kanker bervariasi. Paling umum adalah stres. Meskipun membuang satu buah zakar tidak otomatis membuat impoten. Namum jika jaringan lymphatic dibuang menyebabkan produksi sperma berkurang.
Terapi radiasi umumnya menyebabkan rasa terbakar dan kelelahan yang amat sangat. Namun akan terus berkurang jika terapi selesai sepenuhnya. Penyakit ini seringkali menyebabkan ketidaksuburan.
Sementara itu kemoterapi umumnya menyebabkan mual dan muntah-muntah, mengganggu sistem kekebalan tubuh, infertil dan botak.
Efek samping ini bisa bersifar temporer atau permanen. Namun yang paling penting adalah memperhatikan tanda-tanda tubuh, apakah sel kanker telah mati, masih ada, atau tumbuh kembali.
b. Epididimitis
Epididimitis adalah peradangan pada epididimis, yaitu saluran berkelok-kelok yang menghubungkan testis dengan vas deferens. Epididimitis biasanya disebabkan oleh infeksi atau oleh penyakit menular secara seksual ( PMS ) yang mengakibatkan rasa nyeri dan pembengkakan pada salah satu testis.
c. Hernia Inguinal
Hernia Inguinal adalah gangguan atau kelainan yang ditandai dengan sebagian usus terdorong menembus dinding abdominal dan masuk ke selangkangan atau skrotum. Hernia terlihat sebagai suatu pembengkakan di daerah selangkangan. Kelainan ini dapat diperbaiki dengan cara pembedahan.
d. Ambiguous Genitalia ( Alat Kelamin Ganda )
Ambiguous Genitalia merupakan kelainan yang sangat jarang terjadi. Kelainan ini ditandai dengan seorang bayi lahir dengan alat kelamin yang tidak jelas apakah laki-laki atau perempuan. Sebagian besar anak laki-laki yang lahir dengan kelainan seperti ini memiliki penis yang sangat kecil atau tidak ada, tetapi memiliki jaringan testis. Pada sejumlah kecil kasus, seorang anak memiliki jaringan testis dan ovarium.
e. Mikropenis
Mikropenis merupakan kelainan lainnya yang juga sangat jarang. Pada kelainan seperti ini, penis terbentuk secara normail, tetapi dengan ukuran di bawah ukuran rata-rata, yang ditunjukkan dengan pengukuran standar.
f. Sterilitas/Infertilitas
Jika seorang laki-laki steril atau mandul, tubuhnya tidak mampu membentuk sperma sama sekali atau tidak mampu menghasilkan sperma dalam jumlah yang cukup. Hal itu terjadi sebagai akibat tidak normalnya organ-organ reproduksi, peradangan pada alat kelamin, kecanduan alkohol, atau akibat penyakit menular seksual. Beberapa laki-laki juga mengalami masalah ejakulasi.
Pengertian
Istilah PHS yang kita kenal sekarang ini sebenarnya relatif masih baru, juga bagi kalangan medis di Indonesia. Sebab yang umum kita kenal, juga bagi kalangansebelumnya adalah “Penyakit Kelamin” atau yang dalam istilah medis disebutVenereal Diseases (VD) yang lebih diartikan sebagai bagian dari penyakit kulit.Kemajuan dunia kedokteran kemudian bisa membuktikan bahwa ternyata penyakityang bisa ditimbulkan dari hubungan seksual terutama yang menyimpang, apalagihubungan seksual bukan dengan istri sendiri sehngga lahirlah istilah SexuallyTransmitted Disease (STD) yang kemudian di Indonesia akan menjadi “PenyakitHubungan Seksual”.
2.2.Cara Penularan
Secara umum, PHS memang bisa ditularkan lewat hubungan seksual. Akantetapi, karena hubungan seksual ternyata banyak ragamnya dan setiap cara juga bisasaja mengundang resiko penyakit yang tersendiri, maka para medis menguraikansebab-sebab atau cara-cara yang sering mengakibatkan penularan PHS.1.Heteroseksual: hubungan seksual antara pria dan wanita (suami-istri)2.Homoseksual: hubungan seksual antara pria dengan pria3.Lesbian: hubungan seksual antara wanita dengan wanita4.Biseksual: hubungan seksual antara sesama jenis dan juga dengan lain jenis(baik pria dengan pria, pria dengan wanita atau wanita dengan wanita)Organ yang digunakan :1.Gento-genital (vagina sex): antara organ genital (alat kelamin)2.Oro-genital (oral sex): antar-organ genital dengan mulut3.Ano-genital sodomi: antar-organ genital dengan anusCara-cara kontak atau hubungan seksual tersebut menetukan masuknyakuman ke dalam tubuh dan juga menentukan kelainan awal pada organ yang sakit,shingga memudahkan di dalam menentukan diagnosis.Isitilah lain dalam penyakit hubungan seksual :

a.Promiskuitas adalah sebutan untuk seorang yang melakukan hubungan seksualdengan banyak paliter  b.Prostitusi adalah suatu kegiatan seksual dengan banyak padangan tanpa seleksidan menerima bayaran, yang di dalam bahasa Indonesia disebut Pekerja Sek Komersil (PSK)Risiko penularan berbagai PMS setelah satu kontak PenyakitCara penularanFrekuensi (%)GonoreLaki-laki ke perempuanPerempuan ke laki-laki80-9020-40Infeksi klamidiaDi bawah 45Kondilomata akuminata20-50Herpes genitalisCa. 5Herpes genitalis dengan ulkus50AIDSSangat bervariasi
2.3.Organisme penyebab Penyakit Hubungan Seksual
Belasan atau puluhan PHS yang ada umumnya disebabkan oleh bakteri, virus, protozoa, parasit dan jamur. Ke-5 mikro organisme tersebut hanya bisa dilihatmelalui mikroskop

C.Penyakit Hubungan Seksual

            Penyakit hubungan seksual biasanya terjadi karena melakukan seks secara bergantian dan bisa juga karena keturunan.Penyakit tersebut sampai kini belum ada obatnya.
            Jenis penyakit yang dialami pada hubungan seks biasanya HIV dan AIDS.